Budaya Positif

 

Penerapan Budaya Positif Melalui Keyakinan Kelas

pada Kelas XII MIPA 3 SMA Negeri 1 Bebandem

 

Latar Belakang

 

Pendidikan merupakan salah satu potensi dalam kemajuan suatu bangsa, semakin baik kualitas pendidikan yang diselenggarakan maka diikuti dengan semakin baiknya kualitas bangsa tersebut. Pendidikan bukan hanya masalah mengasah tingkat pemahaman dan keterampilan peserta didik dalam mendalami materi yang diajarkan melainkan bagaimana seorang guru dapat menciptakan konteks memanusiakan manusia. Pendidikan adalah sebuah tuntunan dalam hidup dan tumbuh kembang anak. Setiap anak memiliki kekuatan dalam dirinya sendiri, memiliki pengalaman, dan keterampilan.

Pendidik haruslah membimbing dan menguatkan apa yang ada di dalam diri setiap anak agar dapat memperbaiki tingkah lakunya, cara hidup, dan pertumbuhannya. Dalam proses menuntun tersebut anak diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan potensi bakat dan minatnya sebagai individu yang unik, akan tetapi guru sebagai Pamong harus memberikan tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahagiakan dirinya. Guru sebagai Pamong dapat memberikan tuntunan agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. Guru diharapkan memiliki nilai-nilai positif yang dibutuhkan untuk menumbuhkan karakter Pelajar Pancasila dengan memberikan contoh dan melakukan pembiasaan yang konsisten di sekolah.

Pengembangan budaya positif dapat menumbuhkan motivasi intrinsik dalam diri peserta didik untuk menjadi pribadi yang bertanggungjawab dan berbudi luhur serta berakhlak mulia. Tujuan membangun budaya positif di sekolah adalah menumbuhkan karakter anak. Karakter yang diharapkan menjadi manusia dan anggota masyarakat untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Langkah-langkah dan strategi dalam mewujudkan budaya positif di sekolah secara efektif dan mengembangkan karakter peserta didik

  1. Posisi kontrol guru

Kontrol guru dalam proses belajar mengajar yang baik adalah sebagai manajer.Jika ada murid yang melakukan pelanggaran tata tertib guru sebagai manajer akan bertanya tentang alasan mengapa murid tersebut melanggar aturan dan membuat kesepakatan untuk langkah perbaikan

  1. Keyakinan kelas

Keyakinan kelas berisi beberapa aturan untuk membantu guru dan murid bekerja bersamasama membentuk kegiatan belajar mengajar yang efektif. Keyakinan kelas tidak hanya berisi harapan guru terhadap murid tetapi juga harapan murid terhadap guru.

kesepakatan yang disusun perlu mudah dipahami dan dapat langsung dilakukan, dapat diperbaiki, dan dikembangkan secara berkala.

  1. Menerapkan disiplin positif

Memberikan pemahaman disiplin pada peserta didik untuk memahami perilaku mereka sendiri, mengambil inisiatif, menjadi bertanggung jawab atas pilihan mereka dan menghargai diri mereka sendiri dan orang lain. Dalam penerapannya, disiplin positif juga memberikan pemahaman kepada peserta didik mengenai konsekuensi logis jika sebuah aturan dilanggar. Kesalahan adalah kesempatan baik bagi anak untuk belajar.

 

Tujuan

  1. Membangun budaya positif di sekolah dengan menumbuhkan motivasi intrinsik dalam diri murid melalui keyakinan kelas sehingga tercipta Profil Pelajar Pancasila
  2.  

 

Tolak ukur budaya positif di sekolah

  1. Peserta didik taat dalam beribadah
  2. Peserta didik terbiasa menerapkan 5S
  3. Peserta didik aktif, kreatif, dan bertanggung jawab dalam belajar.
  4. Peserta didik peduli dan mencintai kebersihan lingkungan
  5. Peserta didik toleran dan saling hormat menghormati
  6. Peserta didik hidup sehat, berpakaian rapi, dan bersih

 

 

Tindakan yang akan dilakukan

  1. Taat dalam beribadah (program jangka panjang)
  2. Penerapan budaya 5S  (Sedang berjalan)
  3. Aktif, kreatif dan bertanggung jawab dalam belajar (dimulai tahun ajaran baru)
  4. Peduli dan mencintai kebersihan lingkungan (program rutin)
  5. Toleran dan saling hormat menghormati (program rutin)
  6. Hidup sehat, berpakaian rapi dan bersih (program Rutin)

 

 

Dukungan yang dibutuhkan

       Warga sekolah ( kepala sekolah,  guru,  peserta didik,  tenaga kependidikan,  dan staf keamanan)

       Komite sekolah

       Orang tua/wali peserta didik

       Lingkungan masyarakat

     Stakeholder pendidikan


Dokumentasi Kegiatan

Vidio Aksi Nyata

https://youtu.be/Eev_hJsUPSE





 

 

Comments

Popular posts from this blog

Aksi Nyata-Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid